Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, atas limpahan kasih dan cinta
yang menerangi hati dengan CAHAYA. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah mesra untuk baginda Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan
umatnya yang setia hingga akhir zaman.
Atas izin Allah,
akhirnya Sofyan dan Kiara kembali menyapa pembaca. Kali ini kisah mereka lebih
berwarna. Kisah mereka terlahir tak lepas atas dukungan serta semangat dari
banyak pihak. Karena jujur, novel ini dibuat tanpa ada perencanaan sebelumnya.
Setelah menulis Embun di Atas Daun Maple, saya pikir kisah kisah Sofyan
dan Kiara telah usai. Tak terbesit sedikit pun rencana akan dibuatkan sekuelnya.
Namun, tak disangka pembaca masih penasaran dan masih ingin menikmati kisah
mereka selanjutnya.
Penuh perjuangan menyusun kisah Sofyan dan Kiara hingga akhirnya menjadi
jalan cerita seperti yang sekarang tercatat di setiap lembarnya. Usai
menuntaskan tulisan hingga goresan huruf terakhir di cerita pun masih dipenuhi
drama. Ternyata, perjalanannya tak mudah. Masih harus menunggu dalam penantian
panjang untuk dipersunting penerbit yang baik. Yup, saya berdoa agar
Allah hanya menerbitkan novel ini pada penerbit yang baik. Alhamdulillah,
akhirnya Allah mempertemukannya.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan
kisah ini hingga ada di hadapan pembaca. Untuk kedua orang tua yang tak pernah
putus mendoakan kebaikan dalam setiap langkah anak-anaknya. Untuk buah hati
tercinta: Fathimah al-Haura Insiyah dan Muhammad Ibrahim, yang selalu
memberikan semangat dalam tiap senyum dan tatapan mata mereka.
Terima kasih tak terhingga untuk para guru sekaligus sahabat yang telah
memberikan semangat: Ust. Bendri Jaisyurahman, Teh Pipiet Senja, Mas Aditya
Gumay. Terima kasih untuk sahabat-sahabat yang telah membantu saya dalam
menghidupkan dialog tokohnya. Mas Hamdan Syakirin, untuk bahasa Kuantan-nya.
Juga Mbak Nisa Wening, untuk bahasa Rusia-nya. Terima kasih untuk teman-teman
PENA EMAS, terutama untuk Mbak Dania Oryzana atas diskusi-diskusi yang
mencerahkan selama proses penulisan novel ini. Tak lupa juga untuk Pak Tri
Sakhatmo dan Tim Tiga Serangkai yang sudah membuat novel ini sampai di hadapan
pembaca, juga semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan naskah
ini. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan yang lebih baik.
Seperti karya sebelumnya, saya yakin karya kali ini pun bukanlah karya yang
sempurna. Banyak cacat cela dan kekurangan terserak di setiap katanya. Di
setiap bagian cerita, saya berusaha mempersembahkan yang terbaik saja. Saya
berharap setiap kalimat yang telah tersaji dapat memberikan energi positif untuk menebar manfaat serta
menginspirasi kebaikan bagi setiap orang yang membacanya. Tentunya, saya berdoa
sungguh-sungguh agar karya ini pun dapat menjadi salah satu pemberat timbangan
amal kebaikan saya kelak di hadapan-Nya.
A
M I N.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar